Oelamasi, AtlasNews. ID – Gelar konferensi pers, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kupang ungkap ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) untuk manusia hanya tersedia sebanyak 1000 dosis.
Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor BPBD Kabupaten, Selasa(23/07/204)siang dan di sampaikan langsung oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Smitt R. Y Fanggi, S.Pt.
Dalam laporan konferensi pers, Smitt mengatakan, betapa penting nya peran media dalam melakukan publikasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat tentang virus Rabies.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengatakan, saat ini penyebaran virus rabies yang melanda Kabupaten Kupang telah terdeteksi dan menyebar di 3 Kecamatan.
Untuk itu diperlukan peran fungsi media dalam memberitakan informasi terkait tindakan penanggulan yang dilaksanakan oleh Pemda.
“Kita apresiasi semua tulisan-tulisan yang ada. Baik itu tulisan yang kritik sekali pun. Karena media itu sebagai satu pilar untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi dan edukasi penting dari seluruh program yang dikerjakan”, ujarnya.
“Terima kasih untuk rekan – rekan wartawan dan pers yang selama ini terus mengawal dan menulis tentang kegiatan dan pekerjaan Pemerintah dan yang paling penting terkait kasus rabies”, kata Smith.
Smit mengungkapkan bahwa konferensi pers ini, saya hanya diberikan kewenangan untuk menyampaikan terhadap jumlah kasus rabies yang berkaitan dengan kebijakan yang ada di BPBD Kabupaten Kupang sebagai fungsi komando dalam penanganan rabies.
Sementara terkait kebijakan Pemerintah Kabupaten Kupang, teman – teman jurnalis bisa mengakses pada surat instruksi Pj. Bupati Kupang nomor 2 Tahun 2023 tertanggal 22 Juli 2024.
Smith R. Fanggi mengungkapkan bahwa menyusul ledakan kasus rabies di Kabupaten TTS, TTU, Belu, Malaka dan Kota Kupang.
BPBD Kabupaten Kupang telah 2 kali menerbitkan SK siaga rabies yang pertama tertanggal 4 Maret – 24 Mei 2024 dan SK kedua tertanggal 05 Mei – 24 Agustus dan siaga darurat ini belum berakhir.
“Terkait kegiatan vaksinasi terhadap Hewan Penyebab Rabies (HPR) dari dinas teknis telah melakukannya di 24 Kecamatan”, tandasnya.
Kegiatan vaksinasi terhadap HPR bener Smitt, telah dilakukan sejak Agustus 2023 bahkan sampai dengan saat ini masih gencar dilakukan dengan cakupan mencapai 28 ribu ekor.

Dikatakan Smith, Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang terdapat 250 kasus gigitan anjing yang terjadi di Kabupaten Kupang sejak Agustus 2023 hingga saat ini. Data tersebut berdasarkan informasi media.
Perlu kami sampaikan bahwa dari 250 kasus gigitan itu, tidak semuanya kasus rabies. Karena kasus gigitan anjing pasti terjadi setiap tahun.
“Kasus spesifik rabies pada anjing itu diawali dengan beberapa gejala yakni takut cahaya, takut air dan bertindak agresif dengan mengigit benda bergerak lain yang ada disekitarnya”, terangnya.
Disebutkan Smith, bahwa kasus gigitan anjing yang menggejala rabies, itu terjadi di Desa Sahraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Desa Nunmafo, Desa Muke, Kecamatan Amabi Oefeto Timur dan Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu.
Untuk diketahui, korban meninggal kasus rabies yakni Geral Koa, Yunus Tenis, Aprison Subu dan Ariance Baok – Neolaka.
Dari sejumlah kasus ini, telah diambil sejumlah sampel otak dari anjing yang bergejala oleh Dinas Peternakan untuk melalukan uji lab.
“Dari sejumlah sampel yang diambil hanya satu sampel dari Desa Muke, terkonfirmasi positif rabies.Terhadap mencuatnya kasus ini, BPBD, Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan telah turun ke 3 lokasi tersebut melakukan upaya penaganan rabies,” pungkasnya.
Diakui Smith bahwa terdapat kendala yang dialami di lapangan terhadap sampel HPR, karena terlambat laporan dari masyarakat.
“Anjing yang menggejala rabies, biasanya sampai tahap klimaks dia mengigit selanjutnya 2 atau 3 hari anjing tersebut mati,” jelas Smith.
Mantan Sekretaris Camat Amfoang Barat Daya itu menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terjadinya kasus rabies, jika ada ternak anjing yang bergejala segera dieksekusi lalu dikubur dan apabila menjadi korban gigitan segera mengakses fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, dilarang membawah ternak anjing dari luar daerah masuk ke Kabupaten Kupang sebelum mengetahui pasti status kesehatan ternak tersebut.
“Terhadap anjing yang terserang rabies dan mati, jangan dikomsumsi sebaiknya dikubur. Hal ini dilakukan demi keselamatan kita bersama”,tutupnya. (*)


Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe
















